Gpcorner.com – Penggemar motogp pasti sudah mengenal motor yang satu ini…yap Honda namanya NSR500. Motor ini bisa dibilang paling fenomenal pada era 2-tak, saking fenomenalnya NSR500 yang turun pada kelas 500cc pada tahun 1984-2002 mampu meraih 132 kali kemanangan….Edaaan !
Selain itu Honda NSR500 hingga kini masih memegang rekor 23 kemenangan beruntun sejak akhir musim 1996 sampai 1998. Rekor 23 kemenangan ini cukup panjang dan menjadi kemenangan terpanjang dalam sejarah motogp, sampai saat ini belum ada pabrikan yang mampu memecahkan rekor tersebut bro…
NSR500 memasuki puncak kejayaannya pada tahun 1997, bayangin bro motor ini mampu mampu menyapu bersih 15 seri pada tahun itu tanpa memberikan satupun kemenangan pada rivalnya. Mick Doohan memenangi 12 kemenangan, Alex Criville 2 kemenangan dan Tadayuki Okada 1 kemanangan.
Total secara keseluruhan, Honda NSR500 mampu mengoleksi 11 juara dunia kontruktor pada tahun 1984, 1985, 1989, 1992, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999 dan 2001. Dan 10 gelar juara dunia pembalap bersama, Freddie Spencer (1985), Wayne Gardner (1987), Eddie Lawson (1989), Mick Doohan (1994-1998), Alex Criville (1999) dan Valentino Rossi (2001).
Lalu yang jadi pertanyaan bagaimana evolusi Honda NSR500 dari tahun 1984 sampai dengan 2001. Berikut cerita lengkapnya bro, simak baik-baik artikel ini !
NSR500 1984 & 1985
Sebelumnya Honda NSR500 adalah suksesor dari Honda NS500 yang menggunakan mesin V 3 silinder yang sukses membawa Freddie Spencer meraih gelar juara dunia pada tahun tersebut (1983). Kemudian pada tahun 1984 Honda mengenalkan NSR500 dengan menggunakan mesin 4 silinder.
Awalnya Honda NSR500 kurang begitu bersinar, motor ini memiliki karakter yang garang dan susah ditaklukan. Desainnya juga cukup unik bro, lihat saja gambar dibawah ini tangki bansin berada dibawah sementara pipa knalpot ada dibagian atas…waduh apa gak kepanasan ridernya ya ?
Namun ubahan dari tiga silinder menjadi empat membuat NSR500 1984 mengalami kenaikan tenaga menjadi 140 dk. Motor ini pun gagal meraih juara pada tahun debutnya, namun ditahun berikutnya (1985) NSR500 langsung tancap gas dan meraih juara.
NSR 500 engine 1984 and 1985 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 90° |
Power | 140 hp at 11 500 rpm |
NSR500 1987
Kemudian pada musim selanjutnya ada regulasi baru yang membuat Honda NSR500 harus diubah. Regulasi tersebut mengatur tata letak part dan ATAC system (Auto Controlled Torque Amplification Chamber) atau sistem katup di knalpot yang mampu memperbaiki gas buang.
Lalu pada tahun 1987, Honda kembali mendesain ulang motor ini dengan mesin V-angle 112 derajat. Mesin ini didukung dengan 4 karburator Keihin 36 mm di tengahnya, pada bagian crankshaff dibuat melawan arah putaran roda sehingga berpengaruh ke efek gyroscope dan alhasil mesin ini naik performanya menjadi sekitar 156 Hp. Pada tahun 1987 Honda kembali meraih juara GP500 lewat pembalap mereka Wayne Gardner.
NSR 5000 engine 1987 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 156 hp at 13 000 rpm |
Honda NSR500 1989
Lanjut ke tahun 1989, pada tahun ini Honda NSR500 mengalami pengembangan cukup banyak, mulai dari sasis twin spar berbahan alumunium dan swing arm dengan desain yang lebih baik sehingga mempermudah tata letak knalpot. Power mesin juga mengalami kenaikan menjadi 165 hp dan mampu berlari lebih dari 300 km/jam. Dengan Motor ini Honda juga berhasil meraih gelar juara dunia melalui Eddie Lawson.
NSR 5000 engine 1989 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 165 hp at 13 000 rpm |
Honda NSR500 1990
Pada tahun 1990, Honda berhasil meningkatkan performa mesin NSR500 menjadi 170 hp, namun sayangnya peningkatan performa ini malah membuat mereka harus puasa gelar dari tahun 1990-1993. Honda gagal menjadi juara setelah kalah bersaing dengan Yamaha dan Suzuki.
Penyebab kegagalan Honda meraih gelar bisa dibilang adanya regulasi baru pada tahun 1991 dan 1992. Pada tahun 1991 berat minimal motor harus 130 kg dan pembatasan lebar ban serta pembatasan pasokan bensin. Kemudian pada tahun 1992, setiap silinder harus memiliki sistem pembakaran lebih praktis dalam kurun waktu tertentu, atau sering disebut dengan ‘Big Bang’.
Sistem ini memungkinkan mesin untuk beristirahat di setiap pembakaran dan membuat traksi kuat dan tetap hemat ban. Sistem Big Bang ini terkenal memiliki getaran yang cukup halus dalam penyaluran tenaga.
NSR 5000 engine 1990 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 170 hp at 13 000 rpm |
Honda NSR500 1993
Pada tahun 1993 ada teknologi baru yang hadir pada NSR500 yakni sistem injector. NSR500 1993 sudah menggunakan perangkat elekronik ECU dan dua injector di setiap silindernya untuk mengatur asupan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar.
Tapi sayangnya sistem ijeksi pada tahun 1993 belum bisa memberikan gelar sehingga sistem ini kemudian dihentikan.
Kemudian pada tahun berikutnya 1994 NSR500 tidak mengalami perubahan besar hanya perubahan water injection system di knalpot saja. Perubahan ini bertujuan untuk menambahkan power motor pada putaran tengah atau tepatnya diputaran 6.000-10.000 RPM. Namun sayangnya Mick Doohan tidak suka dengan teknologi ini, Ia beralasan motor ini susah dikontrol dan akhirnya motor ini tidak dipakai lagi. Doohan akhirnya berhasil meraih gelar juara dunia pada tahun ini (1994).
NSR 5000 engine 1993 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 170 hp at 12 500 rpm |
Honda NSR500 1995
Pada tahun 1995 NSR500 kembali menggunakan karburator dengan ukurang yang lebih besar atau lebih dari 39 mm. Dengan karburator ini Mick Doohan semakin tak terbendung, Ia sukses meraih gelar juara dunia pada tahun 1995 dan 1996. Oh iyaa pada era ini tenaga NSR sudah mencapai 190 hp !
NSR 5000 engine 1996 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 190 hp at 12 000 rpm |
Honda NSR500 1997
Tahun 1997 bisa dibilang sebagai puncak kejayaan NSR500, Mick Doohan semakin agresif dengan memborong 12 kemenangan. Total dalam 15 seri yang digelar Honda NSR500 sukses menyapu bersih seluruh seri pada tahun tersebut. Dua belas kemenangan berhasil diraih oleh Mick Doohan, Alex Criville 2 kemenangan dan Tadayuki Okada 1 kemanangan.
NSR500 1997 mampu mengubah distribusi tenaga menjadi lebih merata dan pergantian gearnya tidak harus mengurangi gas. Hal inilah yang membuat NSR500 semakin agresif dan cepat.
Pada tahun 1998 Dorna kembali mengubah regulasi mesin dengan cukup drastis, regulasi itu mengharuskan para tim menggunakan bensin tanpa timbal, alhasil power NSR500 berkurang menjadi berkurang tidak seperti NSR versi 1997. Namun meski begitu Mick Doohan masih mampu menjadi juara dunia kala itu dan diteruskan oleh Alex Criville pada 1999.
NSR 5000 engine 1997 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 200 hp at 12 000 rpm |
Honda NSR500 2001
Ini adalah era terakhir seri NSR yang berhasil membawa Valentino Rossi meraih gelar juara dunianya yang pertama di kelas premier GP500. Dengan tim satelit Honda Rossi sukses menjadi juara dengan NSR500 tahun 2001.
Namun sayangnya kegarangan NSR500 harus terhenti akibat regulasi yang mengahruskan semua pabrikan beralih dari mesin 2-tak 500cc ke mesin 4-tak 1000cc. NSR500 kemudian digantikan oleh RC211V dengan pembalap adalan mereka Valentino Rossi.
Yaap meski beralih ke 4-tak 1000cc dominasi Honda masih tak terbendung bro, Valentino Rossi sukses meraih gelar pada tahun 2002 dan 2003….Mantaap !
NSR500 2001 | |
Displacement | 499cc |
Engine type | 2-stroke V4 at 112° |
Power | 185 hp at 12 500 rpm |