MotoGP 2022 Membosankan ?

0
Quartararo & Pecco MotoGP Jerman
Foto : David Goldman

Gpcorner.com – MotoGP 2022 membosankan, banyak sekali yang komentar seperti itu setelah balapan di GP Jerman. “Bosen lihat balapannya, hambar, Quartararo sumori, touring, gak seru sumpah, gak ada battle kaya tahun 2019, balapannya bikin ngantuk, hasilnya udah bisa ketebak, ini itu dan lain lain”. Yaa begitulah komentar fans MotoGP setelah balapan di GP Jerman kemarin.

Sebelumnya gpcorner ingin tanya dulu ke kalian, apa arti kata membosankan menurut kalian ?

Okee…katakanlah arti membosankan itu tidak adanya pertarungan dalam perebutkan kemenangan, seperti balapan kemarin di Jerman atau gap antara pemenang dengan peraih podium kedua cukup jauh. Maka untuk membuktikan apakah MotoGP 2022 benar-benar membosankan, mari kita bongkar datanya

Berikut ini adalah data gap antara pemenang dengan pembalap yang ada di podium kedua dalam 10 balapan terakhir :

Qatar | Bastianini – B. Binder +0.346
Indonesia | Oliveira – Quartararo +2.205
Argentina | A. Espargaro – Martin +0.807
Amerika | Bastianini – Rins + 2.058
Portugal | Quartararo – Zarco +5.409
Spanyol | Pecco – Quartararo +0.285
Prancis | Bastianini – Miller +2.718
Italia | Pecco – Quartararo +0.635
Catalunya | Quartararo – Martin +6.473
Jerman | Quartararo – Zarco +4.939

Berdasarkan data diatas, dari 10 balapan terakhir ada 6 pemenang yang berhasil finis dengan gap diatas 2 detik. Buat yang belum tau, dua detik di MotoGP lumayan jauh bro. Sementara untuk data gap terjauh dicetak oleh Quartararo di GP Catalunya. Jaraknya mencapai 6,4 detikan

Jadi jika arti membosankan adalah gap yang cukup jauh antara pemenang dan peraih podium kedua maka bisa kita simpulkan MotoGP 2022 memang membosankan. Hingga saat ini memang belum ada battle-battle epic seperti GP Aragon tahun lalu, antara Pecco dan Marquez atau momen kemenangan Brad Binder di Red Bull Ring saat balapan basah, apalagi battle era Dovi Marquez pada 2019 kebawah…Hingga saat ini hal tersebut belum terjadi.

Marquez Dovizioso 2019
Foto : MotoGP

Cara menang Quartararo (ngacir sejak awal balap) di Jerman sebenarnya juga tidak bisa disalahkan. Quartararo tahu betul kekuatan dan kelemahan motornya. Dia paham motornya tidak sekencang Desmosedici milik Pecco, dia juga tau jika Pecco sedang onfire. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Pecco yang berhasil meriah Pole position di Jerman ditambah dengan penampilan Aleix Espargaro yang selalu konsisten, oleh karena itu Quartararo sengaja menggunakan strategi ngacir sejak awal balap dan hal tersebut terbukti berhasil

Quartararo juga mampu melakukan start dengan sempurna kemudian mengambil alih posisi pertama Pecco. Secara tak langsung situasi ini sukses membuat Pecco agak tertekan dan kebetulan dia malah membuat kesalahan lalu terjatuh.

Quartararo pernah bilang, Yamaha punya kelemahan dibagian power dan top speed tapi bukan berarti disemua sirkuit motornya bakal keteteran, akan ada sirkuit dimana M1 bakal kompetitif seperti Sachsenring. Oleh karena itu, Quartararo menerapkan strategi ngacir untuk meraih kemenangan

Foto : Yamaha MotoGP

Kemudian karakter sirkuit Sachsenring yang didominasi oleh tikungan serta minimnya spot untuk menyusul lawan juga ikut andil dalam boringnya balapan kemarin

Selain itu kencangnya motogp sekarang juga juga ikut berperan dalam minimnya aksi overtake. Secara logika menyusul lawan dengan kecepatan lebih tinggi, tentu akan jauh lebih sulit ketimbang dengan kecepatan rendah

Lalu harus diakui absennya Marquez juga membuat banyak orang menganggap balapan menjadi boring. Karena suka atau tidak setelah Rossi pensiun, Marquez lah yang memiliki fans paling banyak di MotoGP. Jadi apapun aksinya bakal jadi tontonan tersendiri, misal seperti strategi slipstreamnya yang sering dia lakukan saat kualifikasi. Hal sekecil itu selalu jadi sorotan dan membuat motogp semakin cair.

Tapi sebenarnya menurut gpcorner MotoGP adalah sebuah pertunjukan bukan cuma battle antar pembalap di setiap balapan. Hal-hal lain diluar itu juga layak disimak, mulai dari sesi free practice sampai kualifikasi

Kemudian hal-hal diluar balapan juga tak kalah menarik, seperti bursa transfer pembalap, perkembangan teknologi soal motor dan drama-drama antar pembalap. Jadi jika kita hanya mengikuti MotoGP saat race saja dan menilai MotoGP dari battle antar pembalap, tentu saja MotoGP 2022 akan sangat membosankan.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here